Notification

×

Kritik Aktivis Pemuda, Amir Ibaratkan Kapal Digunakan untuk Berlayar Bukan Sandar di Dermaga

Sabtu, 21 September 2024 | September 21, 2024 WIB

amir_kiwang_podcast
Foto: Amir Kiwang, M.Si (Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Kupang)

MATALINENEWS, KOTA KUPANG -
Merujuk pada Kontestasi Pilkada Kota Kupang Menarik dengan mendaftarnya  5 bakal paslon mencerminkan ruang demokrasi bagi putra - putri terbaik di Kota Kupang dan NTT pada umumnya . Hal tersebut dampak dari adanya  efek yang sangat luar biasa dari putusan MK yang membawa angin segar yang kemudian memberikan ruang bagi munculnya calon cukup banyak, Meskipun banyak orang menganggap bahwa utusan MK ini ada yang pro dan kontra di media dan sebagainya. 


"Berbicara konflik dalam ruang kontestasi politik manapun potensi konflik itu pasti selalu ada, bahwa kemudian perbedaan politik antara level suprastruktur yang kemudian itu bisa memberikan pengaruh dan sampai pada level akar rumput itu akan kita lihat bagaimana perkembangan dalam etape proses politik ini berjalan, Mengambil contoh di Kota Kupang ketika kita bicara ini 5 bakal paslon ini , Paslon  diusung oleh masing-masing koalisi partai dan masing-masing sudah membangun kekuatan politiknya dengan mengidentifikasi basis- basis politik maupun basis- basis sosiologis yang dianggap bisa menjadi pendukungnya termasuk menyasar pada kekuatan aktivis yang berada di Kota ini atau skup Provinsi NTT. imbuh," Amir Kiwang (Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Kupang) 


Bersama podcast chanel youtube matalinews hari Jumat, tanggal 20 September 2024 Amir menyinggung potensi konflik yang muncul pada ajang Pilkada khususnya Kota Kupang dimana dengn jumlah paslon yang relatif banyak isu polarisasi , SARA dan lainnya sedkiti dapat terkontrol akan tetapi kecurangan dan money politik pun potensinya tetap ada. Amir juga menyinggung Kinerja penyelenggara saat ini yang masih dalam koridor dan harus terus bekerja keras dalam penyelenggaran Pilkada serentak tahun ini


"Menyinggung adanya potensi Isu SARA dalam Pilkada , di Kota Kupang saat ini didominasi oleh pemilh yang rasional akan tetapi kecil persentasenya isu itu tetap akan dimaikan pada paslon nantinya, Saat ini isu SARA masih sangat sexy dimainkan dengan pemilih rasional tetapi memiliki akar pemikirian gaya politik trasiional," tandasnya.


"Hari ini sangat kental dan masiv terjadi di belahan bumi Nusa Flobamorata ini. Pertimbangan fanatisme dan lain yang menjadi faktor aktivis mendukng partai politik atau paslon nanitnya akan membabi buta dengan tidak mengedepankan idealisme aktivisnya. Ini terjadi saat ini dan itu fakta," tegas Amir


Kita boleh mendukungkan kandidat ABC tapi harus pertimbangannya bahwa kandidat itu punya visi yang cocok dengan apa yang kita impikan, kandidiat itu punya political will  yang baik untuk kemudian mengajak komunitas muda ini bekerja sama untuk membangun, bagi saya pada konteks ini baik- baik saja namun akan menjadi soal ketika pilihan politik itu kita ambil dengan menggunakan pendekatan yang sangat praktis bahkan pragmatis kita dukung karena kita mendapat ABC, itu politiknya menjadi sangat sempit, politiknya menjadi tidak punya nilai karena orientasi kita sesuatu yang bersifat sempit dan sesaat. 


Amir juga mengutip perkataan Tan Malaka Idealisme adalah kemewaan terakhir yang dimiliki oleh para pemuda, kalau itu juga hilang apa yang bisa dia banggakan dan faktanya itu tergesur oleh politik dan kepentingan aktivis muda yang mencari exis dan kepentingan motif ekonomi yang sarat.


Terlepas dari apapun dukungan kita permainan politik yang dibangun oleh kekuatan muda ini memperlihatkan politik yang cerdaskan politik yang mencerahkan. Komunitas para aktivis pemuda ini kan masih karat dengan idealisme, bahasanya Tan Malaka itu 


"Kadang aktivis ini tidak mengakar kebawa, tapi mengakar ke atas, dia bicara bahwa dia pejuang rakyat,penerus aspirasi rakyat, tapi dia tidak ngakar ke bawah, tidak penting menangkap bagaimana aspirasi rakyat persoalan dan problematika kehidupan masyarakat dan kemudian dia diteruskan dan perjuangkan. Yang dia pikirkan  kebetulan  calon merupakan senior dan hubungan ideologi organisasi dengan dia sehingga perintah senior siap jalankan, mau kebijakan dia seperti apa urusan nanti. Kalau ada riak- riak di bawah dia bukan menjadi bagian penyalur aspirasi justru dia menjadi barisan pemukul paling depan untuk mensterilkan medan di bawah. "Dia tinggal lapor ke bupati atau walikota, gampang senior, dibawah semua itu ade ade nanti kita yang sterilkan",  ungkap Amir


Kelemahan aktivis hari ini adalah, tidak ada kemandirian secara finansial, sehingga ketika membuat kegiatan mencari dana seperti senior, pemerintah dan para donatur- donatur yang bisa ia dekati, ini yang membuat hilang kekritisan. 


Ketika kita bicara soal pemuda, saya teringat satu hal, Benazir Bhutto mantan Perdana Menteri Bangladesh) dia pernah mengatakan begini "Sebuah kapal itu akan terlihat sangat indah saat dia ditempatkan di dermaga, dia menjadi sangat indah karena dihiasi dengan lampu yang warna-warni dan gemerlap, tetapi harus diingat bahwa sejatinya sebuah kapal itu tidak dibuat untuk ditambatkan di dermaga tetapi sebuah kapal itu dibuat untuk menerjang gelombang dan juga melawan arus. Artinya apa, seorang aktivis seorang mahasiswa, seorang pemuda setampan dan sebaik apapun kita itu silahkan, tapi sejatinya kita dihadirkan bukan untuk mempertontonkan ketampanan kita, tetapi lebih dari itu bagaimana kita bisa secara cerdas menggunakan ide gagasan kita agar kita bisa memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan daerah.


(Red)