Notification

×

Presenter RRI Ende Menyapa Penulis Puisi Goresan Syair dari Negeri Ikan Paus Menggema Via Udara

Sabtu, 31 Agustus 2024 | Agustus 31, 2024 WIB

sudarjo_abd_hamid
Foto: Presenter pro 2 RRI Ende Trinitas Ria dan Penulis Buku Goresan Syair dari Negeri Ikan Paus Sudarjo Abd Hamid (Tangkap Layar Youtube)

MATALINENEWS.COM-
Radio Republik Indonesia (RRI) Ende Pro 2 Fm, 92,2 MHz menyapa saudara Sudarjo Abd. Hamid (Penulis Buku Puisi Goresan Syair dari Negeri Ikan Paus, pada hari Jumad 30 Agustus 2024, pukul, 21.00-22.00 Wib. 


Program jaga malam teman terbaik kamu, cerita penutup hari, mengusung tema menulis puisi, merangkai kata mengungkapkan perasaan. Acara ini dipandu langsung oleh presenter pro 2 RRI Ende saudara Trinitas Ria, dengan suara khas, melantunkan beberapa pertanyaan, sembari membaca beberapa puisi milik penulis Lembata. 


Adapun kumpulan pertanyaan oleh presenter, dalam ngobrol jaga malam tersebut cukup memukau, dan menyita perhatian pendengar yang cukup aktif yang penuh keakraban.


Pertanyaan berupa langkah langkah dalam penulisan sebuah puisi, cara memilih diksi yang tepat, dan apa perasaan atau emosi dalam mengungkapkan puisi, serta bagaimana menjaga keseimbangan antara kekuatan emosi dan estetika berbahasa. Semua dijawab baik oleh Sudarjo penulis cerpen Asmara Terhalang Gading ini. 


Dalam pertemuan tersebut, acara yang dikemas kolaborasi antara ngobrol tentang puisi, pemutaran lagu beriring bacaan puisi, sehingga menambah syahdu dan semarak, sesekali tawa membahana di udara oleh presenter dan narasumber. Judul puisi yang dibacakan oleh presenter Trinitas Ria dalam kesempatan tersebut adalah Duka Adonara halaman 17, Ile Lewotolok halaman 37, Senja Jingga Tak Bertuan halaman 59, serta Gadis Bajawa halaman 78.


Di penghujung acara presenter menanyakan latar belakang judul puisi gadis Bajawa yang disadap oleh awak media, Sudarjo menjelaskan bahwa judul ini merupakan sebuah kisah asmara antara nyong Lembata dan gadis Bajawa semasa kuliah, dimana kedua insan ini saling menaruh harap untuk bersama sehidup semati, namun semuanya pupus dan retak tidak tergapai hasrat itu, lantaran beda persepsi serta budaya antara kedua insan tersebut," jelas Sudarjo.


(Tim)