Notification

×

Cairkan PIP, Anak- Anak Ini Nekat Nyebrang Laut

Kamis, 26 Mei 2022 | Mei 26, 2022 WIB

madrasah-jihadul-akbar-tamalhaur
LEMBATA- Madrasah Jihadul Akbar Tamalhaur, terletak di Desa Tobotani Kecamatan Buyasuri Kabupaten Lembata. Sekolah yang berciri khas ini berada dibawah naungan YPIK ( Yayasan Pendidikan Islam Kedang) , sebuah yayasan yang berpusat dijakarta, dan memiliki puluhan sekolah diseputaran Uyelewun. Desa Tobotani secara kuantitas siswa cukup banyak, kenapa? karena Desa tersebut memiliki tiga Lembaga pendidikan yakni satu Madrasah, satu SD Negeri dan satu SLTA  milik Pemerintah Kabupaten Lembata.

Tepatnya hari Selasa, 24/05 area tambat labuh TPI Weiriang, sekitar 22 siswa MIS Jihadul Akbar Tamalhaur Desa Tobotani, Kecamatan Buyasuri Kabupaten Lembata, satu persatu siswa mulai turun dari perahi menuju pelataran pantai. Siswa siswi tersebut adalah mereka yang telah terjaring lolos seleksi Program Indonesia Pintar ( PIP), dan proses pencairan harus dilakukan pada kantor BRI teras Wairiang.

Baca Juga: Berkunjung Ke Pantai Nusantara Wowong, Pemuda Alor Ini Menyentil Tumbuh Kembang Ekonomi Pasca Pandemi | MATALINE NEWS

Penggunaan transportasi laut tersebut cukup menegangkan, karena perahu yang ukurannya kecil harus menampung/membawahi penumpang yang lebih kapasitas muatan. Apalagi fasilitas pelayaran kurang memadai, yang sewaktu-waktu bisa menjadi ancaman jiwa, bila kondisi alam atau kelalaian manusia tidak terhindarkan. Saat naik perahu siswa/penumpang harus dituntun atau dipapah dikala air pasang, lantaran tidak ada jembatan. Kadang siswa/anak anak harus rela kebasahan rok/celana baik naik/turun dari perahu tersebut.
Sebuah keadaan yang  cukup menyedihkan, yang tidak boleh dianggap sepele. Di kala keadaan alam baik, maka semua pasti baik adanya, tetapi apabila alam tidak bersahabat maka nyawa bisa jadi taruhan dikala keputusan penyebrangan menggunakan perahu laut.
Kepada media melalui via chat Whatsapp, kepala Madrasah Swasta Jihadul Akbar Tamalhaur, Ilias Ali, S.Pd menuturkan bahwa siswa siswa tersebut melakukan penyebrangan dari Desa Tobotani ke Desa Umaleu pusat kecamatan Buyasuri, menggunakan transportasi laut ( Perahu), untuk kepentingan pencairan beasiswa PIP peserta didik yang berjumlah 22 orang tersebut.

Ilias menjelaskan bahwa, ada kebijakan BRI terkait pencairan bantuan beasiswa Indonesia pintar, harus dilakukan secara mandiri oleh siswa yang sangkutan. Sehingga kehadiran siswa di BRI tersebut menjadi sebuah keharusan tanpa diwakili. Dalam perjalanan tersebut siswa siswi didampingi oleh  seorang Guru Nurdin Salan Boro, dari perjalanan, aktifitas hingga kembali lagi ketempat ini ungkapnya.

Baca Juga: Kenshi Dojo LBH Surya NTT Kembali Persembahkan 32 Piagam | MATALINE NEWS

Beliau menambahkan bahwa, akomodasi kendaraan darat terlampau mahal, sehingga siswa harus menanggung sebesar Rp. 80.000 PP/Siswa. Sementara beasiswa persemester hanya Rp. 225.000,- jikalau nominal tersebut digunakan untuk ongkos mobil dan kebutuhan lainnya, maka belanja fasilitas/ kelengkapan sekolah tidak maksimal dilakukan. Namun jika menggunakan perahu motor, maka ongkosnya hampir bagi dua, sehingga masih ada uang untuk digunakan belanja kebutuhan siswa, timpal alumni UT Kupang tersebut.

Jarak tempuh jalan darat kurang lebih 18 Km, dengan tekstur jalan cukup menegangkan, berdebu bila di musim kemarau, kubangan kolam berjejer sepanjang jalan bila dimusim hujan. Jalan masih beralas tanah dan berbatu, sehingga butuh waktu ke ibukota kecamatan cukup lama. Apalagi kecapean dan kelelahan pasti menghampiri usai menggunakan jalan darat. Namun bila menggunakan transportasi laut, maka waktu terlaampaui singkat, santai, refhres,dan murah meriah tutup alumni MAS DDI Weiwerang. (Sudarjo)