Notification

×

Kisah Abdul Syukur Aklis, Sosok Karir dari Staf Hingga Kepala

Minggu, 22 Mei 2022 | Mei 22, 2022 WIB

abdul_syukur_aklis
Dok. Foto. Abdul Syukur Aklis, SE

LEMBATA- Abdul Syukur Aklis, SE adalah sosok panutan, agresif, periang serta tak kalah sikap sosialnya. Beliau menapaki kariernya dengan telaten dari satu tangga ke tangga yang lain, dari staf hingga negara mempercayainya untuk menjadi orang nomor satu pada KUPP kelas III Lewoleba. 

 

Sejak tahun 1993 hingga 2008, kurang lebih 16 tahun ia adalah staf biasa pada kantor perhubungan di Ibukota provinsi. Tepat bulan desember 2008 kepala Syahbandar Kalabahi memintanya untuk diperbantukan pada kantor tersebut, lantaran tenaga barang dan jasa cukup langkah sehingga beliau di mutasikan ke Bumi Kenari kerja hingga tahun 2014.

 

Kurang lebih enam tahun beliau disana, ia bertahan dengan segala keadaan, tanpa mengeluh apalagi malas bekerja. Dari sisi daftar urut kepangkatan telah naik menjadi kapten III/c, dari kepangkatan tersebut dan hasil koordinasi ia pun kembali ke Syahbandar Tenau Kupang menjadi staf sejak 2015 hingga 2019. Tepatnya bulan Juni 2019 ada kabar peluang tes assesment, beliau pun ikut nimbrung untuk menyelesaikan seluruh soal yang ada, dan alhasil beliau dinyatakan lulus assesment. Kurang lebih lima bulan berjalan dalam hitungan kelender, tepatnya bulan desember dilantik menjadi kepala seksi operasional navigasi di kupang selama kurang lebih satu tahun delapan bulan. 

 

Nasib seseorang memang misteri, kematian jodoh serta rejeki adalah urusan Ilahi, sebagai manusia yang memiliki akal serta budi sewajarnya berikhtiar dan usaha di barengi dengan doa. Tepat 30 September 2021, Syukur yang merupakan panggilan akrab ini diangkat sumpah dan dilantik secara de facto dan de jure menjadi kepala KUPP Kelas III Lewoleba. Ia kembali atas panggilan leluhur untuk hadir membantu keselamatan pelayaran serta kelayakan dalam pelayanan.

 

Atas kegigihan serta optimistis yang kuat, melalui koordinasi lintas sektor, dan secara hirarki korps dan semua pihak, kefakuman kehadiran kapal pelni kurang lebih dua tahun dapat terjawab. Sehingga tepat tanggal 7, 9 dan 30 desember beliau persembahkan kepada masyarakat lewotanah atas kehadiran kembali kapal pelni di bumi Lembata dengan aman tertib dan terkendali. Hal ini bagi beliau terinspirasi oleh kalimat Bupati Lembata Thomas Ola Langodai bahwa “Dikala kita berbuat untuk masyarakat, tentunya leluhur akan bersama kita”. 

 

Kedepannya pelabuhan akan diperbaiki, yang awal Pelra telah diusul budang penghapusan (M. Lolonrian), untuk di bangun baru pelabuhan I dan II, yang akan ditambah 20 meter kearah kiri, dan dilebarkan menjadi 12 meter dari jarak awal. Serta seluruh fasilitas pelabuhan akan di adakan demi kelayakan tambat kapal dan para penumpang. 

Penulis: Sudarjo