Notification

×

4 Keunggulan Milenial, Politik 2024 Jadi Seru

Kamis, 07 April 2022 | April 07, 2022 WIB

fathur_dopong
Penulis: Fathur Dopong (Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah NTT)

MATALINENEWS.COM -- Kehidupan berdemokrasi di suatu negara salah satunya ditentukan oleh seberapa besar partisipasi politik dari masyarakatnya. Partisipasi itu akan tampak ketika masyarakat ikut terlibat secara aktif dalam kehidupan berpolitik. Contohnya, ketika pemilihan presiden, kepala daerah, atau saat memilih wakil-wakil mereka yang akan duduk di kursi parlemen, baik di pusat maupun di daerah.

Di tengah perkembangan industri 4.0 saat ini yang sangat mengedepankan aspek teknologi, generasi milenial sangat diunggulkan karena kecakapan mereka yang lebih baik dibanding dengan generasi tua.


Memang, perbedaan yang paling mendasar antara milenial dan generasi tua adalah pengalaman. Tentu saja pengalaman yang dimiliki kaum milenial belum sebanyak generasi tua.


Namun, hal ini tidak menjamin bahwa milenial tidak bisa menjadi pemimpin yang hebat.


Ada empat keunggulan yang dimiliki milenial dalam memimpin:


1. Bergaya kepemimpinan inklusif.

Para milenial cenderung akan menjadi pemimpin yang terbuka dan transparan, di mana kekuasaan dikesampingkan, dan sangat mengharapkan feedback yang membangun untuk kesuksesan diri.

Tidak ada lagi tipe-tipe bos yang eksklusif dan cenderung jaga jarak.


2. Pembinaan adalah bagian penting dalam hubungan pekerjaan.

Survei terbaru dari MSLGroup menemukan bahwa, milenial melihat pembinaan sebagai bagian penting dalam hubungan pimpinan dengan masyarakat dan tim kerja.

Mereka juga menghindari peran manajemen yang berorientasi pada kekuasaan dan bersifat hierarki, yang menjadi ciri khas generasi yang lebih tua.

Selain itu, para milenial juga memiliki keunggulan dalam aspek berkomunikasi dengan tim, menyatakan visi, dan membantu masyarakat dalam perkembangan ekonomi, sosial dll.


3. Punya kepedulian yang tinggi.

Masih dari lembaga survei yang sama, disebutkan bahwa pemimpin pada usia 25-34 tahun unggul dalam pemberdayaan. Sejalan dengan nilai-nilai milenial, mereka menunjukkan kepedulian terhadap bawahannya.

Meski sebelumnya mereka menjadi bawahan dari pimpinan berusia 65 tahun ke atas, mereka tetap unggul dalam mendengarkan dan membina.

Kompetensi ini akan semakin menunjukkan peningkatan seiring dengan pengalaman yang mereka dapatkan nanti.


4. Unggul dalam berbagai aspek manajerial

Milenial menunjukkan kekuatan yang mengejutkan di aspek-aspek penting kompetensi manajerial, mengingat usia mereka yang masih relatif muda.


Pemuda cerdas yang memiliki gelar millenial dan generasi z, punya pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan kehidupan masyarakat yang berkembang saat ini. Mereka dipenuhi dengan inovasi, energi dan antusiasme ditambah dengan keinginan untuk membawa perubahan dalam perilaku dan sikap sosial.


Sedapat mungkin bisa mematahkan stereotip, merangkul praktek dan berpikir di luar kebiasaan.


Jika kita cermati kembali negara tetangga kita Malaysia, entah kebetulan atau tidak, usia masyarakat di negara tersebut saat ini juga lebih didominasi generasi muda. Tepatnya, generasi muda yang berusia 20 sampai 30 tahun. Tentu saja ini berbanding lurus dengan jumlah pemilih saat pemilu. Mungkin inilah salah satu alasannya, Malaysia sangat terbuka dengan pemimpin dari generasi muda, tak heran beberapa menterinya di beri ruang kepada pemuda untuk menduduki posisi strategis itu.


Di Indonesia sendiri telah terjadi perubahan struktur kependudukan yang menciptakan ledakan usia produktif (15 tahun-65 tahun) yang separuhnya, pada puncak bonus demografi pada 2030 akan menciptakan sekitar 180 juta jiwa usia produktif. 


Eksistensi kaum muda ini sangat perlu diakui dengan memberikan kepercayaan dan kesempatan. ciptakan demokrasi yang sehat agar anak muda mampu mengambil peran politik 2024.


Tentu saja dengan regenerasi tersebut bukan berarti tokoh pemimpin yang lebih senior akan kehilangan muka, namun terbuka kemungkinan menjadi mentor, pembina, atau partner karena memiliki jam terbang serta pengalaman yang berbeda.


Penulis: Fathur Dopong S.Pd (Pimpinan Redaksi Media Matalinenews/ Mantan Ketua DPD IMM NTT/ Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah NTT)