Notification

×

Menteri Agama Yaqut Cholil Choumas Lupa Masjid

Rabu, 16 Maret 2022 | Maret 16, 2022 WIB

muhibuna_said
Penulis: Muhibuna M. Said
MATALINENEWS,COM- Suara mana yang Yaqut Cholil Choumas ikuti ? Masjid adalah tempat pergerakan Islam sekaligus peradaban itu dibangun, tidak hanya itu masjid juga merupakan tempat sebangsa manusia menunjukan status, peran, serta fungsi eksistensi kemandirian dirinya. Indikasi dari ummat Islam dan masjid adalah, berkaitan dengan yang paling mulia disisi Tuhan adalah ketakwaan, karena sejatinya kemuliaan takwa bagi Tuhan bukanlah dilihat dari tolak ukur perbedaan suku, ras, warna kulit, tapi yang menjadikan setiap orang berbeda dalam ketakwaan di ruang lingkup Indonesia, terkhususnya dengan beragam agama hanyalah perbedaan tempat ibadah, dan tata cara beribadah, hal tersebut niscaya lagi rasional dan tidak ada lagi perdebatan.  

Pernyataan yang kemudian dikeluarkan oleh Mentrei Agama Yaqut Cholil Choumas, yang juga beragama Islam tentunya, dengan lompatan kelemahan dalam permainan logikanya yang mengatakan pengeras suara masjid itu selaras dengan gonggongan suara anjing. Ilustrasinya adalah ketika pengeras suara masjid pada saat azan itu dikumandangkan oleh seorang muazin untuk melaksanakan sholat berzama’ah, Mentrei Agama Yaqut Cholil Choumas, sekaligus mendengarkan suara keduanya secara bersamaan (suara manusia dan suara binatang). SUARA MANA YANG Yaqut Cholil Choumas IKUTI ? kalau yang diikuti adalah gonggongan suara anjing maka instrumennya adalah, “Islam tinggal nama, Al-Qur’an tinggal tulisan, Masjid tinggal bangunan”  masih ada kelonggaran ruang dan waktu untuk bertobat Mentrei Agama Yaqut Cholil Choumas. Tapi alangkah lebih baik yang harus diikuti adalah penggeras suara (toa) yang datang dari arah masjid. SUARA MANA YANG Yaqut Cholil Choumas IKUTI ? Allah SWT Berfirman “Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengertian mengenainya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati itu semua akan diminta pertanggungjawaban”

BACA JUGA: 287 Napi LP Dewasa Laki-Laki di Kota Kupang Divaksin Covid-19 

Gonggongan suara anjing tentu tidak asing lagi untuk didengar, begitupun dengan penggeras suara. Tapi anjing bagi sebagian orang barangkali jijik kalau didekati, bahkan ada hukum-hukum yang mengatakan syarat yang kemudian dilakukan ketika anjing itu menjilat dibagian tubuh kita, mungkin karena syarat tersebut jijik itu hadir ketika seseorang mendekati anjing atau sebaliknya anjing mendekatinya. Bukan berarti orang muslim tidak memelihara anjing, tapi banyak yang masih keliru menghormati dan menghargai anjing.

 Sama halnya saja dengan statmen yang dikeluarkan oleh Mentrei Agama itu sendiri bahwa “pengeras suara sama dengan gonggongan suara anjing” logika ini berarti berbanding terbalik pengeras suara itu tentu dari masjid, berarti masjid itu tempat yang bukan untuk didekati, karena najis, kotor, dan lain sebagainya. karena kalau ketika didekati, tidak ada hukum-hukum ataupun syarat tertentu yang dianjurkan untuk mengotori diri. Mentrei Agama Yaqut Cholil Choumas, tentu tahu, bahwa yang mendatangi masjid adalah mereka yang telah membersihkan diri, menjaga diri, menyiapkan diri, sampai pada perjalanan menuju masjid.

Mentrei Agama Yaqut Cholil Choumas, yang menyamakan “pengeras suara sama dengan gonggongan suara anjing” faktor inilah yang kemudian menghadirkan sebuah pernyataan balik terhadap Mentrei Agama “Mentri Agama Yaqut Cholil Choumas Lupa Masjid” sekelas Mentrei Agama membangun hal kontroversi terkait agama, Yaqut Cholil Choumas, buta pada Agama. Karena orang yang paham tentang agama, tentu statmen yang dibangun memberikan keselamatan dan kedamaian bagi agama, bukan yang terjadi adalah sebaliknya. Hal ini menandakan bahwa ada gagasan kebenaran yang telah dibuktikan Mentri Agama Yaqut Cholil Choumas, pada bukunya Ali Syariati “Agama Versus Agama” bahwa watak intoleransi sebenarnya bukan hanya pada perbedaan agama, tapi pada satu agama yang berpegang pada satu kitab suci yang sama. Tapi bagi para pembaca sekaligus menyimak yang bijak, bahwa orang yang mengeluarkan statmen itulah yang disalahkan, bukan menyalahkan Agamanya.

Walhasil, logika yang kemudian dibangun dari Mentrei Agama Yaqut Cholil Choumas, adalah rasionalisme, dan untuk memulihkan kesadarannya adalah menuju pada rasionalitas. Sesuai dengan perkembangan zaman di situasi yang global akan senantiasa berkaitan dengan teknologi. Nah, Mentrei agama Yaqut Cholil Choumas, tidak menerima konsep modernitas tapi jatuh pada modernisme. Ada sabda Nabi SAW, yang mengatakan “Barangsiapa yang berbuat sesuai yang diketahuinya (ilmunya) maka Allah SWT akan menganugrahinya ilmu yang sebelumnya ia tidak mengetahuinya” tafsiran sabda ini kita kembalikan pada Mentrei Agama Yaqut Cholil Choumas, berkaitan dengan statmennya, maka, Ummat Islam menginginkan untuk segera turun dari jabatan sebelum dilakukannya pemecatan.

Mentrei Agama Yaqut Cholil Choumas lupa masjid, hal ini menandakan dirinya telah kehilangan kesadaran akan memperkuat rantai persaudaraan, karena dari sisi lain masjid adalah tempat bagi orang muslim dalam menjalankan ibadah, masjid juga merupakan tempat dimana Tuhan senantiasa menegur terhadap ummatnya, bahwa persatuan umaat Islam seperti merapatkan barisan shaf jama’ah didalam masjid. Indikasi dari masjid merupakan kepasrahan, tunduk, dan patuh, yang matang dalam menjalankan sprit pengabdian. Masjid merupakan kiblat kerendahan pikiran dan hati yang lapang, dan masjid merupakan tajjali ka’bah bagi ummat muslim yang tidak mampu dalam melaksanakan ibadah haji. Mentrei Agama Yaqut Cholil Choumas, telah kehilangan tata nilai spritualitas, integritas, dan empati dalam berAgama dan berIslam.

Penulis: Muhibuna M. Said (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang)