Notification

×

MIS Jihadul Akbar di Ujung Timur Lembata

Selasa, 22 Februari 2022 | Februari 22, 2022 WIB

mis_jihadul-akbar-tamalhaur
MATALINENEWS. Lembata- Madrasah Ibtidaiyah Swasta Jihadul Akbar Tamalhaur, merupakan Sekolah Tingkat Dasar berdiri di ujung timur Lembata. Tepatnya di Desa Tobotani yang dalam arti Duduk menangis, dari sisi linguistik Lamaholot. Desa tersebut jauh dari hingar bingar aktifitas manusia, kehidupan alamiah masih tersuguh kepada kita bila kita mampir kesana. 

Kegersangan tanah kering kerontang tumbuhan, serta sulit mendapatkan air adalah identik dengan tempat tersebut, namun lahan pertanian cukup menjanjikan di musim hujan, seperti kacang tanah, kacang hijau, jagung serta padi menjadi  komoditas serta pendapatan utama penduduk setempat. Begitu pula dari sisi beternak cukup menjanjikan, apalagi di musim Idul Adha hari kurban, jelasnya hilir mudik manusia untuk mendapatkan hewan kurban di tempat itu cukup tinggi. Begitu pula sejuta pesona di tampilkan alam berupa eksotik manja pasir putih, dan sabana membentang tak bertepi. 

Tobotani adalah satu nama yang terdapat dua makna yang melebur pemberian nenek moyang terdahalu, yakni Tobo laleng dan Tani laleng. Menjadi otonomi dan terlepas dari desa induk sejak tahun 2021 oleh penjabat Almarhum Ibrahim Lamawulo ketika itu. 

MIS Tamalhaur adalah lembaga pendidikan keagamaan yang ada di desa tersebut selain SD/SMP Satap Tobotani. Tiga sekolah yang berbeda tersebut hadir ditengah- tengah komonitas, dan menjadi warna unggul dalam mencerdaskan intelektual generasi ditempat itu. Hadirnya Madrasah oleh pendahulu karena keterbatasan pengetahuan agama serta umum, maka atas ikhtiar para penggerak MIS Tamalhaur hadir tahun 1984 menjadi paralel MIS Alhuda Kalikur, ( sekarang menjadi MIN 2 Lembata). 

Dalam perjalanan dan perkembangandi tahun 2021 MIS tersebut dikukuhkan menjadi MIS Tamalhaur  desa Tobotani kecamtan Buyasuri hingga sekarang. Tentunya YPIK / YPI AmalIslamik telah berandil besar dalam proses panjang berdirinya MIS tersebut. 

BACA JUGA

Dalam proses KBM, gedung siswa serta guru dan seluruh perangkat penunjang berjalannya lembaga, terfikir oleh Yayasan dan sekolah induk dikala itu. Apalagi jarak tempuh yang harus dicapai sekitar 20 km, jalan kaki bisa di tempuh sekitar 3 sampai 6 jam, dengan kondisi jalan yang cukup memprihatinkan, apalagi di musim seperti saat ini.  Akses ke kecamatan atau tempat lainnya lumpuh total, alternatif lain adalah menggunakan transportasi laut apabila ada mendesak. Beberapa Kepala Madrasah pada waktu itu yang masih status paralel adalah Abdurahim Ajiz, Adam Malik, dan Muhammad Usman. Setelah Madrasah tersebut devinitif maka beberapa orang dipercayakan menjadi Kamad secara berurutan.

Ibrahim Lamawulo tahun 2000-2003, kemudian kepercayaan tersebut beralih kepada Asadullah Abdullah (sekarang menjadi Kepala KUA Kec. Ileape dan Ileape Timur), tahun 2003- 2007, Muhammad Muring, S. Pd sejak tahun 2007- 2009 dan ditunjuk kembali tahun 2013- 2017, yang sekarang menjadi GB pada Madrasah itu, H. Ishak Halakine  yang adalah guru Kemenag Kabupaten Lembata, dipercayakan sejak tahun 2009- 2013, Muhammad Landa, A. Ma juga adalah PNS Kemenag, sejak 2017- 2019, kemudian regulasi dan aturan diterapkan (Kamad harus memililki ijazah S1), maka Ilias Ali, S. Pd dilantik menjadi Kamad sejak tahun 2019 hingga saat ini. 

Jarak tempuh dan terisolir bukan menjadi penghalang akses pengetahuan. Walaupun jarak cukup jauh namun Madrasah tersebut masih eksis merintis jalan kurang lebih 38 tahun saat ini. Telah mengalumnikan tidak sedikit alumnus yang telah menggapai bangku kuliah dan kembali mengabdi di Desa. Secara kuantitas Madrasah tersebut memiliki 112 jumlah siswa dari kelas I- VI, dan 14 Guru yang kesemuanya adalah honor murni. 

Visi misi menjadi motor Madrasah tersebut adalah" Mewujudkan Insan yang berprestasi beriman dan bertakwa". Mari ke Madrasah, lebih baik Madrasah, Madrasah lebih baik. 

Penulis: Sudarjo Abd Hamid # Penyunting: FTR