Notification

×

Alumni IMM Dilantik Jadi Kepala Desa Di Lembata

Selasa, 28 Desember 2021 | Desember 28, 2021 WIB

maulana_noreng_kepala_desa_leubatang
MATALINENEWS.COM,LEMBATA- Sebuah seremoni bermartabat secara de facto dan de jure, sebagai landasan legalitas dalam jabatan, untuk menjalankan gerbong pemerintah selama enam tahun kedepan. Secara upacara adat (loeng tuan irang murun) dilakukan penuh khidmat, hingga doa Syukur sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan atas kadar yang di lantik sebagai Kepala Desa Leubatang Kec. Omesuri di Kabupaten Lembata, pada hari ini Selasa, 28/12/2021.

Desa Leubatang Kecamatan Omesuri adalah salah satu Desa yang turut berpartisipasi dalam hajatan ini. Panitia pemilihan, BPD dan PEMDES yang bekerja secara kontinyu dari awal hingga puncak hari ini, melebur dengan berbagai siasat dan aturan untuk kesuksesan acara di maksud. 

Terlihat nampak ketua PANLIH Muhammad Burhan, dan Slamet Hatmin Kades Leubatang periode lama, dan para sesepuh tokoh adat, menjambangi kantor Desa Leubatang untuk melepas Kades Terpilih saudara Maulana Noreng, S. Hut, menuju Kabupaten untuk dilantik serentak pada hari ini. 

Maulana Noreng, S. Hut, adalah figur energik yang telah mengungguli konstentan pada waktu itu, mendulang suara dan berhasil menyabet medali sebagai bukti permainan cantik yang dilakukan oleh tim untuk kemenangan tersebut. Segala upaya dikerahkan dengan politik santun dan bermartabat kemudian panjatan do,a yang begitu kuat menembus Arsy Tuhan, sehingga mendapatkan amanah unggulan yang selayaknya diberikan apresiasi dan dukungan total oleh ribu ratuq, suku pitu lelang leme atas titipan yang terberi oleh leluhur dan Ilahi. 

Maulana sapaan hari harinya, telah lama bergelut di organisasi kepemudaan, keagamaan hingga pernah bergelut bersama pemerintahan sebagai KSO Pada kantor Dinas pertanian Kabupaten yang di juluki Negeri ikan paus tersebut. 

Perjalanan pendidikan beliau terbilang sukses, walau hidup yatim hanya bersama bunda. Dengan biaya/ keuangan yang menipis dari peninggalan mendiang almarhum Ayahanda yang telah mendahului dipanggil oleh Tuhan beberapa tahun silam. Sementara kebutuhan keluarga yang kian meroket, namun manegerial ibunda yang begitu hebat, sehingga mampu mengantar beberapa putranya berhasil mengantongi pendidikan tinggi. 

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menjadi rintisa dan batu loncatan dalam mengasah intelektual dan integritas diri. Di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar tepatnya pada Fakultas Pertanian, beliau menjadi comlude dari deretan mahasiswa pada kampus Perserikatan di bumi angin mamiri tersebut. 

Bukan isapan jempol, perjalan hidup adalah asa kebajikan untuk menelurkan ide serta gagasan. Beliau usai menamatkan PT tersebut, Maulana memutuskan untuk hijrah mudik ke Lembata. Di sanalah ia mulai meniti karier yang terus berubah pesat. Dari langkah langkah kecil dibuat, dengan optimisme yang cukup menghujam tajam dalam jiwa. Sehingga pada akhirnya dipercayakan menjadi Kepala Desa Leubatang enam tahun mendatang.

Dalam menumbuh kembangkan organisasi Persyarikatan yang telah di peroleh pada saat Darul Arqom Dasar (DAD), menjadi pemicu lanjutan dalam menapaki hidup dan kehidupan kedepannya. Menjadi salah satu pengurus inti pada Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) kabupaten Lembata. Kemudian pada saat peristiwa erupsi Ilelewotolok, beliau dipercayakan menjadi ketua MDMC dalam mobilisasi dan pendropingan bangunan ke beberapa simpul yang berdampak dari peristiwa alam tersebut. 

Semoga segala amanah yang disematkan pada kilauan putih seragam pelantikan dapat menjadi inspirasi unggul dalam memajukan pembangunan baik infrastruktur maupun mental masyarakat, untuk mampu bersaing dalam memakmurkan dan mensejahterakan masyarakan Leubatang sesuai visi serta misi pencalonan. 

Di sela- sela sambutan saat syukuran keluarga beberapa waktu lalu, terbesit kalimat yang terungkap bahwa ketika salah satu Sahabat Nabi dititipkan amanah menjadi pemimpin, yang terucap saat menerima tampuk pimpinan tersebut bukan Syukur Alhamdulillah, namun kalimat Innalillahi wainnailaihi rojiun. Kenapa? Karena amanah/titipan tersebut bukan bereforia berlebihan, namun sebuah titipan yang cukup berat untuk dijalankan. Sehingga hal tersebut bukan menjadi pesan sebagai tempat menjalankan roda pemerintah tetapi lebih pada bagaimana ekspresi dalam melayani masyarakat secara komprehensif dengan ketulusan dan keterbukaan. 

Begitu pula sambutan yang tersampaikan oleh sesepuh mewakili para undangan bapak Husen Nur menyampaikan bahwa "Miwaq anen pasti tawe edu, namun miwaq edu belum tentu tawe anen". Ada makna terselip disana oleh kita bahwa, menjadi pemimpin tidak semudah bercermin pada kaca, namun selalu ada aral rintangan yang menghadang. Sehingga apapun kondisinya, apapun resikonya, perlu diterima dengan lapang dada. Segala pelaksanaan kereta pemerintahan pastinya tidak mulus bertabur bunga, tak licin beralas aspal, namun pasti ada belati dan kerikil kecil yang selalu hadir, sebagai bentuk ujian kepada pemimpin. 

Kebutuhan sosial dan relegius pastinya menjadi dasar pijak, kerena oda ka, dahu ameq, olon ka wei tin, kare oro wile nahing adalah sumber dukungan yang secara struktur adat, yang harus melekat dalam sanubari. Begitu pula kelen puteq Tuangala, hoyoq male leran ula, hoyoq lenge leran lewaq, juga menjadi pondasi atas penghambaan diri kepada Sang Khalik Rabuljalil. 

Penulis: Sudarjo Abd Hamid (Mantan PC IMM Kota Kupang)