Notification

×

Terima Kasih Guruku

Minggu, 02 Mei 2021 | Mei 02, 2021 WIB


fathur_dopong
Penulis: Fathur Dopong
KUPANG - Secara singkat, penetapan 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional diambil dari hari kelahiran tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara.


Sosok tokoh asal Yogyakarta ini meninggalkan begitu banyak warisan bagi dunia pendidikan nasional. Salah satu yang terkenal adalah semboyannya yang berbunyi:

 

"Ing ngarsa sung tulodho, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani", yang artinya "Di depan (guru) harus memberi contoh yang baik, di tengah-tengah (muridnya) harus menciptakan ide dan prakarsa, di belakang harus bisa memberi dorongan dan arahan)

 

Semboyan tersebut hingga saat ini masih digunakan dalam sistem pendidikan di Tanah Air, misalnya "Tut wuri handayani" yang dituliskan di dalam logo Kemendikbud.

 

Tidak hanya semboyan, Ki Hajar Dewantara di sepanjang hid upnya juga telah memperjuangkan hak belajar kaum Pribumi di masa penjajahan Belanda dengan mendirikan lembaga Taman Siswa di Jogja.

 

Selain Ki Hajar Dewantara ada juga yang kita kenal punya kontribusi dan perhatian besar terhadap pentingnya pendidikan di tanah air, sebut saja KH. Ahmad Dahlan sosok tokoh pendidikan dan pahlawan nasional asal Yogyakarta ini meninggalkan begitu banyak warisan bagi dunia pendidikan melalui sebuah organisasi besar yang ia dirikan yaitu Muhammadiyah. Organisasi ini punya perhatian tidak hanya pada gerakan kemanusiaan akan tetapi memperbaiki ekonomi umat dan pendidikan. 

 

Dan sampai dengan saat ini misi muliah sang kiyai semakin pesat, tidak hanya di pelosok tanah air Indonesia tapi sampai pada negara- negara tetangga.

 

Selain KH.Ahmad Dahlan, masi banyak para tokoh yang punya perhatian yang sama terhadap kondisi bangsa Indonesia teruatama perhatian terhadap dunia pendidikan.

 

"Terima kasih Guruku, baik guru formal dan non formal yang mengajariku tentang arti sebuah hidup bahwa hidup ini tidak seperti ungkapan Buaya Hamkah" Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja".

 

Sebagai guru saya mengajak mari kita mengenang jasa dan perjuangan para guru- guru kita lewat aktualisasi setiap butiran ilmu yang diwariskan, agar kesetiaan dan istiqomah dalam mendidik kita tidak lah sia- sia. Semoga Amal dan Ibadah mereka merupakan amalan jariah buat mereka amin..

 

Harapan terbesar bagi saya tentunya "Semoga duka bangsa kita seperti Pandemi Covid- 19 cepat berakhir agar kita dapat mendidik generasi dengan tertip dan lebih maksimal, dan siswa pun dapat menimbah ilmu dengan tenang seperti sedia kala, mengingat selama pandemi, anak didik kita baik dari dasar sampai tingkat atas muda sekali terkontaminasi pada dunia online yang tidak beredukasi seperti game dan lain", yang berakibat pada mutu atau kualitas intelektual, spiritual generasi kita semakin menurun apalagi ahlak anak semakin memburuk dan jauh dari harapan. 

 

Berakhirnya Pandemi tidak hanya menjadi harapan kita sebagai guru, akan tetapi bagi semua elemen masyarakat dari berbagai profesi masing- masing, karena pandemi ini berimbas pada seluruh sektor terutama pada ekonomi masyarakat kita hari ini. 

 

Oleh sebab itu, saya mengajak kita semua, apapun agamanya, apapun profesinya, apapun sukunya dan apapun statusnya mari kita kerja sama, terlepas dari anda percaya atau tidak terhadap Covid- 19, kondisi ini sudah membosankan, untuk itu mari kta menjaga diri masing- masing dengan memperhatikan protokol kesehatan, jika tidak maka kita bukan lagi kerja sama akan tetapi kerja selamanya.

 

Penulis: Fathur Dopong, S.Pd (Guru SMK Negeri 6 Kupang