Notification

×

MULOK (Buku Desaq) Warisan Yang Berlanjut

Kamis, 20 Mei 2021 | Mei 20, 2021 WIB


sudarjo_abdul_hamid

MATALINENEWS- Nilai-nilai kebudayaan pada tiap daerah sangat berfariasi, peninggalan-peninggalan pusaka maupun peninggalan kebudayaan dalam bentuk budi dan karakter, mampu kokoh berdiri tegak hingga kini, walaupun perkembangan zaman yang kian global, menggerogoti segala sisi kehidupan kekinian.

Indonesia merupakan Negara yang memiliki karakteristik unik, karena beragam suku serta budaya, sebagai salah satu pilar dalam kemajuan bangsa. Keberagaman budaya terus dilestarikan, sebagai aset mahal yang terus dikembangbiakan hingga ke mancanegara. Dari kelompok sanggar seni hingga lembaga besar terus bersinergi, untuk pengembangan kemajuan peradaban bangsa.

Sekolah Dasar Inpres Aihua, Buyasuri kabupaten Lembata, telah merintis hal tersebut, lewat mata pelajaran muatan loka (mulok), yang di prakarsai oleh guru-guru sekolah tersebut. 

Lembaga pendidikan ini terletak di Desa Kaohua, persis di mata jalan menuju ibukota kecamatan. Berdiri dan berkiprah sejak tahun 1960 yang di rintis oleh Bapak PCO Leuweheq dan seluruh stakeholder disekitar wilayah tersebut. Kini telah mengalumnikan ratusan generasi yang menyebar, mengisi pembangunan Leu Auq, baik di jabatan pemerintah maupun swasta.

Mean Isaq, S.Pd. adalah pimpinan lembaga tersebut, telah berbuat dan melakukan terobosan-terobosan baru, dalam bentuk karya-karya unggul secara nyata, baik sisi kualitas intelektual output, maupun kompetensi sosial, yang menjadi muara setelah berada dilingkungan masyarakat. Sebuah hal yang cukup dibanggakan atas bisikan-bisikan cerdasnya, melalui kedisiplinan maupun kesadaran beradministrasi melalui IT. Semua dilakukan dengan ikhlas, jujur serta tanggungjawab, tanpa ada embel-embel dalam berkarya.

Pria mancung dari Boleng Adonara ini, telah banyak makan garam di Kedang, khususnya Kecamatan Buyasuri sejak tahun 2006 silam di SK kan menjadi guru bantu hingga dipercayakan memimpin lembaga tersebut.

Upaya Alumni SPG Surya Mandala ini adalah untuk nilai-nilai budaya dan Budi pekerti luhur, merupakan kerinduan besar dalam dirinya, karena tanpa dimulai hari ini dan oleh kita, maka pergeseran dan kepunahan pasti di dapatkan. Sehingga titik tumpu di tekankan kepada gurunya, untuk terus melanjut kembangkan segala warisan yang bernilai oleh pendahulu.

sudarjo_abd_hamid

"Buku Desaq" (bahasa kedang), merupakan wadah berbentuk bulat dengan hiasan- hiasan pada sisinya, yang bisa di buka dan di tutup, dengan bahan mentah daun lontar. Yang telah di jemur dan dirapikan. Tahapan demi tahapan di lalui dengan anyaman manual, hingga terbentuk menjadi wadah yang cantik. Memiliki beberapa fungsi, dari ritual adat dan keagamaan. Seperti pernikahan, kematian maupun syukuran khitanan maupun sambut baru. 

Orang Kedang sering menyebutnya Desaq Telu/ tiga wadah yang menjadi sebuah kewajiban hantaran pada ritual tersebut diatas. Isi dari wadah tersebut berfariasi, seperti Jagung titi (hengan), Beras (anen), Jagung giling (watar teler), ditambah lagi kopi, gula, teh maupun ikan kering diatas susunan wadah tersebut.

Penulis merasa hal tersebut urgen, sehingga bidikan kurikulum 2013, terakomodir pada ranah KI3 & KI4, yang patut dikembangkan untuk melatih kemampuan serta ketrampilan peserta didik. Adapun beberapa kegiatan ekstrakurikuler lainnya, masih dalam bentuk platform yang belum direalisasikan karen terbentur dengan Pandemi COVID-19. Sehingga menjadi agenda yang kemudian akan disosialisasikan kepada komite dan orang tua siswa setelah wabah ini berlalu.

Nilai pengetahuan harus diimbangi dengan budi pekerti, ketrampilan serta sosial, agar berjalan sesuai harapan. Sehingga target pengembangan harus fokus dan menjadi pembeda antara SDI Aihua dan sekolah lainnya. Kutipan pesan Kepala Sekolah di sela- sela pengumpulan kerajinan tangan siswa.

Semoga segala niat dan budi baik kita bermanfaat dan menjadi catatan sejarah untuk kedepannya, sesuai visi misi sekolah kita.


Penulis        : Sudarjo Abd. Hamid (Guru PAI SDI Aihua)

Penyunting: Fathur