Notification

×

Menegaskan Lembaga Rumpun Adat Baranusa

Jumat, 21 Mei 2021 | Mei 21, 2021 WIB

 

alhadi_ulumando

Penulis: Alhadi Ulumando (Ketua SPPB)

Matalinenews,Kupang- Menegaskan lembaga rumpun adat Baranusa akhirnya ‘gairah’ menghidupkan aktivitas berkebudayaan secara kelembagaan mulai hidup lagi. Setelah terbentuknya wadah Pemuda Baranusa Bersatu (PBB) pada tanggal 27 april 2021 di Ruma Raja Lalang Galu, saat desakan penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD), wacana memajukan kebudayaan seolah perlahan surut sejak itu.

Secara umum, permasalahan kebudayaan yang ditemukan setelah melakukan inventarisasi kondisi terkini perkembangan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) adalah rendahnya kuantitas lembaga kebudayaan. Sebagai rekomendasinya, pembentukan lembaga kebudayaan ini perlu dilakukan dalam kerangka pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan, sebagai salah satu solusi atas permasalahan kebudayaan kita.

Karena itu, jika ditanyakan, apakah wadah ini perlu dibentuk, saya berpendapat bahwa hal itu sangat perlu! PBB menjadi bagian dari upaya pembinaan kebudayaan melalui pemberdayaan oleh pemerintah kepada masyarakat untuk meningkatkan dan memperluas peran aktif dan inisiatif masyarakat. Harus ada lembaga di luar pemerintahan melalui dinas yang membidangi kebudayaan yang secara independen dan fokus pada upaya kemajuan kebudayaan di daerah.

Sejatinya penulis sampaikan, kehidupan selalu mencarikan kebaikan di setiap waktu. Maka kita akan temukan hal hal baik , tak ada sebenarnya yang menginginkan untuk kita saling merusak !

Maka mengambil dan memilih sisi baiknya akan melengkapi kita sebagai manusia akan memberikan kita keyakinan hati , jiwa dan tekad untuk terus berjuang dan bergerak yang akan menuntun kita kepada pembaharuan dengan nilai- nilai luhur yang abadi tidak akan pudar di makan waktu bahkan di gigit tempo ! 

Berjalanlah pada koridor kebenaran yang sejati dengan keyakinan hati meski yang lain tak menyukai ! Dengan berpegang pada kebenaran berbagai persoalan rakyat yang kita sikapi , di manapun dan kapanpun harus tetap berpikir kritis apa lagi hari ini betapa banyaknya tuhan- tuhan kecil yang bernarasi, hadir di tengah masyarakat berkutat dengan kebutuhan dan pemuasan, yang melawan dan mengkritik justru jadi buih di tengah masyarakat sedangkan yang lain sibuk netral- netralan mungkin sedang terserang wabah teror diam ! 

Sesuai komitmen dan kesepakatan kita hadirnya wadah Pemuda Baranusa Bersatu (PBB) di lingkaran masyarakat Baranusa karna memang  bentuk orientasi yang selalu berakar pada permasalahan dan kebutuhan masyarakat lawo tana Baranusa.

Saya harap kawan muda tetap berpegang teguh pada pendirian, dan komitmen karena pada akhirnya yang melawan akan menjadikan jiwa semakin kuat, tegar dan semakin indah sebab idealisme kemewahan terakhir yang di miliki oleh seorang pemuda ! 

PBB bukan di jadikan motor penggerak untuk mencapai kepentingan politik pererorangan yang melahirkan borjuasi kecil yang diam- diam membina hubungan intim dengan pemerintah hingga berimbas pada kesepakatan untung dan proyek . Hingga akhirnya idealisme dan semangat militan  kawan- kawan berdedikasi pada lawo tana dengan ekspetasi piling tang ro dike lelang tang ro alus (tekad dan semangat hangharumkan kampung halaman baranusa)  pun bonsan pada kenikmatan dan kemegahan.

Dan jangan kini kita membunuh kritikan Konstruktif yg reorentasi  bermanfaat untuk masyarakat  lawo tana yang kita cintai. Makanya seharusnya kita selalu mengawal jalannya pembangunan desa ataupun daerah yang setiap saat kadang- kadang berorientasi pada kepentingan elit bukan pada rakyat .

Dan kini gerakan mahasiswa dan pemuda khususnya kadang- kadang pula menjadi kebingungan membawa peran saat mereka pulang di kampung. Seakan terpenjara karna faktor ketakutan untuk mengkritik pada tatanan keluarga karna jangan sampai di benci dan di asingkan. Sebagai penutup penulis ingin berpesan. 

"Jangan biarkan gairah yang telanjur bergelora ini mati terlalu dini, sebelum memuncak awan di tempat tertingginya. Kecuali kita memang hanya senang bermain-main dengan gairah belaka"

Karena sejatinya "orentasi ilmu sesungguhnya adalah pengabdian terhadap lawo tana"Semagat membara Nusa.

Penyunting: Fathur