Notification

×

"Bote Wei Panan" Warisan Leluhur yang Mengakar

Selasa, 04 Mei 2021 | Mei 04, 2021 WIB


sudarjo_abd_hamid
Sudarjo Abd. Hamid
MATALINENEWS: Penantian bulan Ramadhan adalah sebuah harapan besar, yang setiap insan Muttaqin terus mempersiapkan psikis dan materi untuk kehadiran bulan tersebut, dan menjadi corong amaliah melipatgandakan pahala dan diturunkan keberkahan dari langit untuk seluruh makhluk yang mendiami sehasta bumi ciptaan ini. 

Komonitas muslim Leubatang kecamatan Omesuri adalah, sebuah desa di pedalaman pulau Lomblen di bawah kaki gunung Uyelewun, dengan mata pencaharian berladang dan beternak, namun secara kuantitas jumlah generasi cerdik pandai yang menamatkan perguruan tinggi lumayan tidak terhitung banyaknya.

Di Desa inilah, di sebutkan oleh pendahulu hingga generasi terkini adalah, Leubatang merupakan gerbang penyebaran Islam wilayah pedalaman di kala itu, dengan sebutan "Ili Olong E'a Laleng". Kalimat ini tak pernah hilang dari benak setiap penerus estafet peradaban, karena penularan lewat cerita terus dikembangbiakan tanpa henti dari generasi ke generasi.

Demi kelancaran dan kesempurnaan dakwah, dari pusat peradaban Islam Kalikur berinisiatif mengutus Jou Imang Hasan menjadi imam sekaligus Da'i di kampung dingin tersebut, sehingga para leluhur _kale' mata' suku Pitu lelang leme_ , bersepakat untuk bersama sama berikrar memajukan misi Tauhid tersebut. 

Kehadiran jou tersebut mendapat respon baik oleh seluruh pemangku, dan di pundak jou tersebut pulalah dititip nama Mutiara dari Kalikur, untuk menamai Masjid dan Madrasah di wilayah sumber mata air Wei la'in tersebut.

Tradisi dan budaya masih kental beriring, tanpa tergerus sedikitpun warisan peninggalan para pendekar pendekar terdahulu. Sejalan dengan perubahan IPTEK dan mindset terus berkolaborasi bersama dan membentuk karakter yang unggul sesuai zaman, namun tetap mengejawantahkan nilai nilai luhur lokal yang terus menjadi cemeti dalam menghadapi perubahan budaya luar yang menghedonistik.

Keramaian oleh hilir mudik jamaah setelah berbuka puasa, menuju masjid Mutiara berjubel dalam prosesi ritual sholat Maghrib dan lainya, sembari alunan Qosidahan sholawatan serta ceramah dan pengajian terlantun membahana dari mulut toa, mengangkasa hingga ke sudut desa sejauh radius volume yang distel oleh muadzin masjid lantai 2 tersebut.

Budaya budaya warisan masih melekat pada jiwa pelaku sejarah,  dan di turunkan kepada generasi berikutnya. Misalnya ketika ramadhan tiba, pasti menu berbuka hingga menu setelah berbuka pasti berbeda seperti diluar bulan ramadhan. Kenapa ? Merasa kenikmatan dan keberkahan hanya ada di bulan ampunan ini, sehingga tidak tanggung tanggung di siapkan keuangan,untuk pembelanjaan makanan sesuai selera keluarga. 

Pastinya di meja makan atau bentangan tikar lesehan, beragam menu di siapkan oleh orang dapur, dengan berbagai kelezatan dan kenikmatan sembari mengharap keberkahan dan magfirah dari Tuhan semesta Alam. Seperti kola Wewe, susur, sanggar, mu'u hiaq dan odel lungan, taq lipang, sarabeq, hingga penganan moderen disiapkan untuk keberlangsungan dan kepuasan berbuka puasa.

Semua tersaji di bulan yang penuh kemurahan rezeki tersebut.

Ba'da tarawih dan witir jelasnya agenda rutin yang dilakukan adalah tadarus alquran. Melingkar seperti tarian dolo- dolo duduk simpuh dengan lantunan ayat demi ayat dalam satu juz. Didalam pembacaan ayat- ayat tersebut pasti ada waktu Jedah untuk melantunkan syair- syair agama yang cukup syahdu, berisi motifasi dan pelajaran yang luar biasa. 

Setelah jamaah atau orang yang membaca Alquran secara bergilir tersebut selesai, pasti di sajikan oleh ibu- ibu berupa kue, kolak hingga sayur dan jagung titi, kopi teh hingga minuman halal lainnya. semua pada rame rame menikmati /menyantap ba'da tadarus tersebut. Ini merupakan tradisi warisan leluhur yang tak lapuk di makan zaman, tak koyak di hantam masa. Karena kebiasaan " Bote We Panan" adalah ajang silaturahmi dan saling berbagi di antara sesama, tanpa ada sekat yang membias di antara insan filard.

Selamat menunaikan ibadah puasa serta amalan amalan lainya. Moga kita selalu diberkahi dalam setiap langkah kita. Amin

Angin Pan Waraq Bale, Noloq Koloq Mahil Kawe, Kedung Kilaq Lekataraq, Ula Werun Adan Haraq
Ula Engar Pusaq Hidang, Dosa Ale Piuq Pitan, Doru Engar Oneq Laleng 
Ula Hideq Adan Bale
Jaga Unun Ikut Wowo, Halaq Putu Hengan Bowo
Syukur Ulan Adan KaweE, Engar Oneq Olin Laleng.