Notification

×

Opini Avelinda : Penguasa Uang

Minggu, 25 April 2021 | April 25, 2021 WIB


smk_negeri_6_kupang
Avelinda Martayana Wewo (Siswa SMK Negeri 6 Kupang)

KUPANG - Keadilan pilih kasih, itulah hal kejahatan yang kita dapati sekarang ini. Di mana yang punya banyak uang akan terbebas dari segala- galanya, dan yang lemah harus menerima semua resiko yang ada.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, yang kaya ataupun miskin pasti ada kesalahannya, tapi kenapa harus ada kengistimewaan ??

Ternyata benar, uang bisa merubah segalanya dan juga bisa membayar kesalahan atapun membeli kesalahan orang lain.

 Di balik jeruji besi yang sama akan ada isi yang berbeda. Yang kuat akan mendapat tidur yang nyaman dan yang lemah harus beralas kardus untuk menanti hari baru mereka.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia” yang terpatri bukanlah keadilan yang merata namun seolah menjadi tangisan yang menjerit.

Pertanyaan demi pertanyaan datang dalam pikir ini. Apakah keadilan itu salah?

Apa hanya para tikus berdasi yang dianggap manusia dan masyarakat dianggap sebagai sampah?

Sudah jelas dalam UUD Pasal 27 ayat 1 menjelaskan bahwa “ segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di hadapan hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu”, tapi kenapa para pemguasa rakyat lebih di istimewakan di hadapan hukum?  Kalau sama-sama berbuat kesalahan seharusnya perlakuan dihadapan hukum pun juga harus sama.

Penegak hukum lebih banyak mengabaikan realita yang terjadi dimasyarakat ketika menegakan undang-undang. Bahkan orang –orang yang berbuat salah terbebas dari kesalahan mereka karena mereka telah membayar para penegak hukum untuk menutupi kesalahan mereka, dan yang terjadi adalah mereka yang tidak berbuat salah harus menanggung semua resiko yang bahkan mereka tidak tau penyebabnya.

Hati nurani dan akal sehat para penegak hukum kini ditutupi oleh pundi-pundi rupiah. tapi sayang berlagak tidak tahu malu suda menjadi potret pejabat kita hari ini.

Penulis: Avelinda Martayana Wewo