Notification

×

Momentum 21 April Sebuah Asa Menuju Emansipasi Kartini Lamaholot

Rabu, 21 April 2021 | April 21, 2021 WIB

sudarjo_abdul_hamid
MATALINENEWS- Gender adalah sebuah keharusan dalam meletakan kesamaan fungsi di mata dunia, antara hak pria serta wanita,dalam mengemukakan pendapat serta karya,dari segala lini kehidupan.

Karya- karya monumental wanita yang berfaedah saat ini terus berjalan progresif, sesuai tuntutan zaman. Beriring bertukarnya waktu dan pergantian masa,terus bersaing dari pusat kota hingga ke desa.

RA Kartini adalah salah satu tokoh wanita, yang telah mencetuskan persamaan hak dan kewajiban yang di akui dunia dan menjadi (time star ) landasan pacu menuju panggung kampanye dan event lainnya.

Di wilayah zajirah Arab dahulu, wanita hanya sebatas di dapur mengurus tungku mencuci dan mengerjakan hal- hal yang bukan pekerjaan lelaki, malah nyaris terbunuh karena hanya menghadirkan aib keluarga. Sementara wanita memiliki fungsi dominan yang lebih. Semua manusia dilahirkan mempunyai potensi yang cukup, tinggal bagaimana diperdayakan sesuai skill yang takdirkan sebagai manusia diatas bumi.

Sebut saja Megawati, Dewi Sartika serta cut Meutia, adalah deretan wanita ternama yang telah menghias Nusantara. Mereka mampu mejadi garda depan dan pelopor emansipasi, karena mereka tidak mau dengan pemahaman pemahaman kolot yang terus menyudutkan di berbagai sisi kehidupan.

Wanita Lamaholot adalah sebagian kecil perempuan yang mendiami pulau Flores khususnya Adonara, Solor dan pulau Lomblen. Wanita Lamaholot adalah memiliki potensi, selain sebagai mahar keluarga namun sebagai tulang punggung keluarga dikala suami/lelaki merantau ke negeri seberang. Mereka berjibaku menghidupkan keluarga dan tidak mengharapkan penuh kiriman dari sang suami. Karena wanita Lamaholot mampu menjadi tulang punggung plus ayah dalam keluarga. Perempuan dahulu hanya bisa memintal benang, Titi jagung dan mengurus anak serta suami. Namun hal itu bergeser jauh,dan hilang segala pekerjaan rutinitas kampung. Ada yang menjadi Camat, Kades hingga RT.

Wanita kini mulai menumbuhkan sayap- sayap perubahan, terbang hingga di puncak angkasa. Sebut saja Mentri sosial yang saban hari menginjakan kakinya di Lamaholot pasca banjir bandang dan siklon Seroja. Wanita tidak hanya sebatas menunaikan kudratnya, namun lebih dari itu. Atlit Susi Susanti mampu membawa nama Harum Indonesia di pusaran internasional. Karena memiliki skill atlit yang cukup menjadi kebanggan negeri.

Marilah di momentum hari Kartini ini, semestinya kita berikan peluang untuk lebih maju bagi kaum Hawa. Karena mereka adalah Srikandi Srikandi yang patut di berikan apresiasi, karena pekerjaan lelaki bisa di geluti oleh mereka, namun pekerjaan mereka tidak bisa digantikan oleh kaum Adam.

Harapan utuh kita simpulkan. mari kita canangkan untuk mereka, karena tanpa mereka harapan akan hampa, generasi akan hilang masa depan, kasih sayang penerus tak terpupuk bila eksistensi wanita diabaikan. Terus berbuat maju sesuai ritme perubahan. Tumbuhkan terus fitrah yang telah menjadi takdir Ilahi. Tanpa wanita Adam tak mampu menjadi Khalifah bumi. Tanpa wanita belum tentu ada Pria. Mari kita Galang emansipasi menuju sebuah peradaban yang gemilang. Di pundak mereka pula,keutuhan bangsa menjadi kuat dan beradab.

Penulis.       : Sudarjo Abd Hamid